Tadi malam, ketika lagi asik browsing, saya mencium bau asap. Saya pikir biasa, ada yang bakar sampah. Makin lama bau nya makin terasa. Saya lihat keluar jendela, ternyata betul ada yang bakar sampah dan asapnya mengebul banyak sekali, masuk ke rumah.
Saya pun turun ke bawah, dan alangkah terkejutnya, di bawah ternyata sudah full asap putih! Hampir gak kelihatan apa-apa.. dimana-mana asap! Khawatir ada kebakaran, saya langsung keluar, dan ternyata tetangga sebelah lagi bakar sampah. Yang bakar pembantunya, satu laki-laki dan dua perempuan. Saya bilang sama yang laki-laki yang lagi bakar sampah (yang perempuan sih cuma ngeliatin aja), “Mas, itu asapnya masuk rumah!” Dia melihat ke atas rumah saya, dan bilang, “Udah lama gak diambil tukang sampah. Jendelanya gak ditutup apa?” :waiting:
Di situ saya marah sekali :angry: , emang dia pikir kalo jendela ditutup, gak akan ada udara yang bisa masuk? Terus kita di dalam rumah napas pake apa? Tabung oksigen? Itu pertanyaan yang sangat konyol sekali!
Istri saya lalu keluar, dan saya suruh dia bawa anak yang lagi bobo keluar rumah, bisa gawat ini, merusak paru-paru. Saya naik ke atas, dan ternyata di atas sekarang sudah penuh asap juga. Akhirnya kami bertiga mengungsi menunggu di luar rumah. Sementara si pembantu laporan sama majikannya, dan majikannya menyuruh mereka memadamkan api.
Tak lama kemudian sang majikan keluar ikut memadamkan api. Saya dan istri protes sama dia. Cukup lama juga apinya mati, dan setelah asap yang keluar tinggal sedikit dan tidak masuk ke rumah lagi, sekarang kami harus menunggu asap di dalam rumah habis. Kurang lebih setengah jam kami menunggu di luar yang dingin, anak pun sampai bangun lagi. ๐ฅ
Setelah kami rasa sudah cukup aman udara dalam rumah, kami masuk lagi walaupun baunya masih belum hilang sama sekali. Daripada harus nunggu di luar terus kan? Yang ngaco sih si pembantunya, udah dibilangin masih cuek, setelah protes rada keras baru bilang majikannya.
Satu hal yang saya sesali, ketika kami masuk rumah kembali, sang majikan minta maaf dengan tulus pada saya, tapi saya tidak menanggapinya, saya hanya berjalan menuju pintu rumah, sebelum masuk pintu saya malah menghampiri pembantu laki-laki tadi dan bilang, “Asap masuk bukan karena jendela gak ditutup!” Dan saya pun masuk rumah.
Waktu itu saya memang kesal sekali, tapi sesudah semuanya OK, saya menyesal, kenapa tadi bersikap demikian sama si tetangga? :shame: Lha orang dia tulus minta maaf koq.. sekarang saya jadi merasa bersalah. Apalagi selama ini kami memang jarang berkomunikasi, tahu lah, tetanggaan di kota, jarang yang suka ngobrol sama tetangga, malahan banyak yang sama sekali tidak kenal sama tetangga.
So.. jangan suka bakar sampah :nono1: , asapnya itu sangat mengganggu, dan juga berbahaya. Saudara saya dulu pernah mengalami luka bakar ringan karena ada sesuatu yang meledak ketika membakar sampah. Dan jangan lupa, harus murah hati untuk memaafkan sesama :clap: .